watch sexy videos at nza-vids!

Cerita Gay Sextgem
Situs Cerita Cinta Sesama Pria



Cerita Gay
Sesama Pria

Aku dan Guruku
Pak Herman Seperti biasanya, setiap awal tahun ajaran baru pasti ada acara ospek untuk penyambutan mahasiswa baru. Tahun ini gue menjadi salah satu www.ceritagay.uiwap.com panitia ospek di kampus, dan kebagian jatah jadi koordinator operasional mulai dari menyediakan dan memasang semua perlengkapan yang dibutuhin buat acara ospek. Sehari sebelum ospek dimulai, gue dan panitia lain sibuk menyiapkan semua perlengkapan sampai malam. Setelah semua selesai, yang lain pada pulang kecuali gue dan 2 orang teman. Gue istirahat sebentar sambil mengambil botol minuman di tas gue. "Di, Pulang sekarang yuk!", ajak Hanif salah seorang temen gue. "Ntar, gue masih mau ngecek apa semua sudah beres.
Kalian pulang aja duluan nanti gue nyusul." Jawab gue. "Ya udah, hati-hati ya!"."Oke..Sip". Hanif dan Budi akhirnya keluar dari auditorium meninggalkan gu esendirian. Gue lalu keluar sebentar untuk melihat keadaan sekitar.
Ternyata kampus sudah sepi sekali, lorong-lorong kampus dan lobi diterangi oleh cahaya lampu. Gue memutuskan untuk pergi ke toilet untuk buang air.
Setelah itu gue kembali ke auditorium untuk mengecek ulang apakah semua pekerjaan sudah beres. Sesampai di auditorium gue terkejut, ternyata ada seseorang yang masuk ke ruang auditorium saat gue ke toilet tadi. Gue masuk dan menemukan Pak Herman sedang memperhatikan hasil pekerjaan gue dan temen-temen. Pak Herman adalah salah satu dosen termuda di kampus gue. Dia juga merangkap pembimbing akademik gue, jadi gue lumayan dekat dan kenal dengan dia.
Umurnya baru 28 tahun. Sebagai seorang dosen Pak Herman bisa di bilang cukup keren, apalagi penampilannya selalu rapi dan bodinya juga lumayan berisi. Jadiwajar kalau cewek-cewek di kampus jadiin Pak Herman sebagai dosen favorit. Dan gue sebagai cowok yang suka sama cowok pastinya juga tergila-gila dengan ketampanan Pak Herman. "Eh, bapak gimana hasil pekerjaan kami?" tanya gue membuka percakapan. "Bagus, semua sound system dan peralatan lain sudah terpasang semua kan?", tanya dia balik. "Sudah pak, sekarang saya tinggal mengecek ulang apa semua sudah beres." "Ya udah kalo gitu, cepat kerjakan!", perintah dia.
"Baik pak", gue langsung mengecek semua peralatan yang sudah terpasang. Sementara gue bekerja Pak Herman terus mengajak gue ngobrol.
"Kamu sendirian? Yang lain kemana?"
"Barusan Hanif dan Budi pulang duluan pak, mereka mau menyiapkan peralatan lain buat besok pagi." Jawab gue "Ohhh, gak takut sendirian?", tanya
Pak Herman dengan nada menakut- nakuti. "Takut apaan pak? udah gede ini" "Siapa tau aja ada hantu atau orang iseng yang mau memperkosa kamu." Deg, seketika gue kaget dengan yang dikatakan Pak Herman.
Apa maksud dari ucapannya?
"Maksudnya apa pak? Mana ada hantu yang mau memperkosa manusia apalagi cowok". Gue membalasnya dengan candaan. "Siapa tau aja, kan sekarang hantu gak pandang bulu."
Pak Herman meneruskan pembicaraan sambil tertawa lepas. "Jangan-jangan bapak yang mau memperkosa saya"
"Oh, bisa saja" Akhirnya kita berdua terdiam. Gue tetap meneruskan pengecekan dan melupakan becandaan kami tadi. Tapi tak lama kemudian ketika gue sedang berada di sudut auditorium gue kaget ada yang meniup tengkuk gue. Gue membalikkan badan ternyata Pak Herman. "Eh, bapak buat saya kaget saja" "Gimana, Di?" "Sudah beres semua pak, besok semua perlatan sudah siap dipakai" "Bukan, maksud saya gimana tiupan gue tadi" Hah, gue langsung salah tingkah dan menjawab sekena gue. "Bikin merinding pak."
"Kalau diliat-liat kamu ganteng juga,
Di." Kenapa lagi ni dosen, apa dia sudah kehilangan kesadaran? Tapi gue senang juga sih. Jangan-jangan Pak Herman juga pecinta cowokkayak gue.
Tapi gue gak berani langsung menebak, gue ikuti aja apa yang dia mau. "Ah, biasa aja Pak. Bapak juga ganteng, emank kenapa Pak? Bapak suka sama saya?" Gue memberanikan diri buat menggoda Pak Herman. "Saya suka sama kamu, Di." "Maksud bapak?"
"Saya sayang sama kamu" Gue seneng banget mendengar apa yang diucapkan Pak Herman. Tapi sebagai mahasiswa gue masih menghormatinya sebagai dosen gue.
Tapi di sisi lain khayalan melambung tinggi setelah apa yang barusan diucapkan Pak Herman. "Tapi saya kan cowok Pak?" "Iya, saya suka cowok kayak kamu" Akhirnya gue yakin kalau
Pak Herman adalah seorang Gay.
"Saya juga suka sama bapak sebenarnya." "Bener?" "Bener pak."
Seketika itu Pak Herman langsung meraih tubuh gue dan memeluk gue.
Bibirnya langsung melumat bibir gue dengan lembut. Gue hanya bisa menikmati lumatan bibir Pak Herman.
Gue masih gak yakin, kalau cowok yang sedang melumat bibir gue adalah dosen yang selama ini jadi favorit para mahasiswa. Beberapa menit berlalu gue dan Pak Herman saling berciuman.
Pak Herman semakin ganas menciumi gue, ciumannya semakin liar bahkan sampai ke leher gue. Gue hanya tersandar di dinding sambil menikmati ciuman Pak Herman. Pak Herman terus menciumi gue sambil meraba-raba punggung dan pantat gue. Kemudian
Pak Herman jongkok kepalanya tepat berada di depan celana gue yang di dalamnya ada kontol gue yang dari tadi sudah siap untuk dikeluarkan dari sarangnya. Tanpa permisi Pak Herman langsung menurunkan retsleting saya dan langsung mengeluarkan kontol saya yang sudah tegang dari tadi.
Dengan cepat dia memasukkan kontol gue ke mulutnya. Ah nikmatnya......
Gue ngerasa seneng banget malam ini.
Impian gue buat bercinta sama dosen ganteng terwujud. Sekarang kontol gue sedang berada di dalam mulutnya.
Pak Herman mengulum kontol gue dan menjilati buah zakar gue yang menggantung. Lubang kontol gue dimainkan dengan lidahnya yang membuat gue menjadi geli dan keenakan. Gue hanya bisa mendesah dan menikmati semua yang dilakukan
Pak Herman. "Arghhhh.....uhhh.....oh......", gue mendesah sambil menggeliat di dinding. "Ah...terus pak, enak." "Ohhh....oohhhhh...ohhh....." Pak Herman tidak peduli dengan desahan gue, dia terus asyik dengan kontol gue. Bahkan dia makin mempercepat kocokan mulutnya. Gue semakin kelojotan, nikmat sekali. "Pak, saya udah gak tahan" "Gak pa pa." Pak Herman masih terus mengulum, sampai akhirnya.."cretttt..crettttt...cretttt", air mani gue keluar banyak banget di dalam mulut Pak Herman. Semua mani gue ditelan Pak Herman. Pak Herman langsung berdiri dan menyuruh gue untuk berbalik badan. Lalu Pak Herman meloroti celananya hingga kontolnya yang ditumbuhi jembut yang lebat itu kelihatan juga. Gue senang banget akhirnya gue bisa melihat langsung kontol Pak Herman. Kontolnya tidak terlalu besar tapi gemuk dan jembutnya sangat lebat dan hitam hingga merambat sampai perutnya yang indah. Gue membalikkan badan gue, dan Pak Herman langsung memasang kontolnya tepat di pantat gue. Awalnya dia memberi ransgsangan gue dengan menggesek- gesekan kontolnya di lubang pantatnya gue. Benar-benar kenikmatan yang susah dibayangkan. "Saya masukkan ya, Di?" "Iya pak, tapi pelan-pelan."
"Baik sayang" Pak Herman lalu menyodokkan pelan kontolnya ke dalam pantat gue. Gue merasakan sakit saat kontol Pak Herman mulai masuk. "Aw..sakit pak" "Tenang, sebentar lagi juga enak" Pak Herman terus menyodokkan kontolnya, sambil kedua tanganya meremas-remas pantat gue sambil membantu menyempurnakan posisi kontolnya supaya bisa masuk ke pantat gue.
Rasa sakit bercampur perih begitu terasa saat kontol Pak Herman perlahan melewati dinding pantat gue.
Gue terus teriak, sambil merasakan nikmatnya remasan tangan Pak Herman. Akhirnya pantat gue sudah dipenuhi kontol Pak Herman. Pak Herman langsung membuat gerakan maju mundur. Awalnya terasa sakit danperih, namun lama-lama rasa itu berubah menjadi rasa nikmat dan geli.
"Ah enak pak, terus" "Ah...ah...ah..., pantat kamu sempit banget, Di. Enak rasanya" "Kontol bapak juga enak, terus pak, ah....yesss....." Pak Herman terus memompa tubuhnya maju mundur. Semakin cepat pak Herman memompa tubuhnya. Ah nikmat banget. Suara Teriakan-teriakan kecil memenuhi ruangan yang sepi ini.
Malam yang dingin pun tak terasa, karena Pak Herman telah memberikan kehangatan buat gue. Hampir 15 menit kontol Pak Herman berada di dalam pantat gue. Sampai akhirnya Pak Herman pun sudah tidak tahan dan memuntahkan lahar hangat ke dalam pantat gue. Seketika air mani Pak Herman keluar dari pantat gue dan membasahi paha gue. Pak Herman terlihat lemas. Sebelum Pak Herman memakai kembali celananya, gue minta izin buat ngisap sama menyodomi dia. Tapi ternyata Pak
Herman menolak dan langsung menaikkan celananya. Gue sedikit kecewa, tapi ternyata Pak Herman punya rencana lain. Dia malah mengajak gue ke kontrakannya, ternyata dia gak mau kalau sampai ada orang yang melihat kita berdua disini. Akhirnya gue memakai celana gue dan membersihkan sisa-sisa mani yang sempat tercecer. Malam itu masih pukul 9 malam. Gue pun langsung cabut ke kontrakan Pak Herman dengan berboncengan, sementara motor gue gue tinggal di kampus. sesampainya di kontrakannya gue gak mau menunggu lama. Gue langsung meraih tubuh Pak Herman dan menguasainya. Langsung gue lucuti pakaian Pak herman Hingga bugil.
Semalaman gue menikmati tubuh Pak Herman. Sampai akhirnya besok gue kesiangan. Pagi-pagi gue terbangun setelah teman gue menelpon supaya gue cepat ke kampus. Gue kelelahan semalam. Gue melihat Pak Herman masih tertidur dengan badan telanjang.
Akhirnya gue tinggal dia dan gue mandi, tapi tak lama kemudian tenyata
Pak Herman sudah berada di dalam kamar mandi juga. Mau tidak mau kami melakukannya lagi di kamar mandi. Setelah puas kami membersihkan diri dan segera berangkat ke kampus. Pak Herman hanya mengantar aku sampai jalan dekat kampus supaya tidak ada yang curiga. Sejak kejadian malam itu, gue semakin dekat dengan Pak Herman.
Dia adalah segalanya buat gue. Guru, sahabat, kekasih. Tiap ada kesempatan kami tak pernah melewatkan sedikitpun waktu utnuk bercinta. Ah nikmatnya tubuh dosenku.......
www.ceritagay.uiwap.com

Home | Homo | Cerita Lucah | Gay stories
Cerita XXX

© 2011 - 2019 CeritaGay.SexTgem.Com
Koleksi cerita gay, Sesama pria